"Putri Afrika" Duduki Posisi Penting FIFA

[imagetag]

Setelah lebih dari satu abad hanya untuk laki-laki, Komite Eksekutif FIFA akhirnya punya juga seorang anggota perempuan. Lydia Nsekera, Ketua Asosiasi sepakbola Burundi, bergabung dengan lembaga tertinggi sepakbola profesional Mei silam. "Saya berharap di masa mendatang akan lebih banyak lagi perempuan mengisi posisi tinggi dalam dunia sepakbola," katanya.

Karena tempat parkir penuh, dia memarkir Mercedesnya di lapangan rumput depan gedung Asosiasi Sepakbola Burundi (FFB). Lydia Nsekera mungkin perempuan paling berkuasa dalam dunia sepakbola, tapi dia tidak punya sopir atau tempat parkir khusus di depan kantornya.

Wanita berpostur tinggi dan berpakaian sederhana ini menyambut saya dengan senyum lebar.

Tim nasional Burundi tersingkir dalam babak kualifikasi Piala Afrika oleh Zimbabwe akhir pekan silam. "Sangat disayangkan," kata Lydia, "karena kami berhasil mengalahkan mereka sewaktu bermain di kandang sendiri. Tapi ketika bermain di luar kandang, di Harare, kami kebobolan dua gol, jadi kami tersingkirkan."

Lydia (45) dibesarkan dalam keluarga pencinta bola. "Ayah saya ketua klub sepakbola. Di rumah kami membahas dua hal: sejarah dan sepakbola. Jadi cinta saya akan sepakbola berkembang secara otomatis."

Walaupun demikian, Lydia sendiri tidak pernah bermain bola di masa kanak-kanak. "Ketika masih muda, itu tabu besar; sepakbola adalah olahraga untuk laki-laki, bukan untuk perempuan. Tim sepakbola pertama untuk perempuan baru dibentuk awal tahun 1990an."

Sepakbola dan perang
Perang saudara terbaru Burundi dimulai tahun 1992, berlangsung sekitar 12 tahun dan diperkirakan menewaskan 300 ribu jiwa. Walaupun demikian pertandingan sepakbola tetap berlangsung, cerita Lydia.

"Semasa perang saya menghadiri pertandingan di Kinama. Tidak pernah terjadi sesuatu yang mengganggu kompetisi. Semua orang menyukai sepakbola: baik pihak pemberontak maupun kekuatan pemerintah. Presiden yang sekarang pun penggila bola. Ia sendiri adalah mantan pemimpin pemberontak."

Di masa itu Lydia sudah bekerja bagi FFB. "Tahun 2004 asosiasi sedang memilih ketua baru. Mereka mengalami perebutan kekuasaan intern. Lalu saya diminta menjadi ketua. Saya bersaing dengan dua laki-laki. Saya terkejut karena hampir semua suara diberikan pada saya."

Ketika dia ditanya apakah dia satu-satunya perempuan di Afrika yang menjabat ketua asosiasi sepakbola, dia menjawab: "Bukan hanya di Afrika, tapi di seluruh dunia!"

Teladan bagi dunia
Asosiasi internasional memilih Nsekera sebagai anggota dewan direksi 25 Mei. Ketua FIFA Sepp Blatter menyebutnya seorang "putri". Ia menambahkan "dia perempuan cantik, tapi dia juga berani".

Komite Eksekutif FIFA berulangkali dituduh korup. Menanggapi semua kritikan itu, Lydia mengatakan "kami sedang menjalankan proses untuk menciptakan lebih banyak transparansi."

"Sekarang biarkan Burundi menjadi teladan bagi dunia," kata Lydia. "Kami negara kecil, tidak terlalu kaya. Di sini perempuan tidak dianggap. Walaupun demikian, pada suatu hari 45 laki-laki memilih seorang perempuan untuk memimpin asosiasi sepakbola."

Dan kini untuk pertama kali sejak 108 tahun, FIFA juga bisa mengambil keuntungan dari perkembangan ini.

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/a...i-penting-fifa
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...