Alasan Foke-Nara Waspadai Hidayat Nur Wahid

TEMPO.CO, Jakarta -Hidayat Nurwahid-Didik Rachbini menjadi pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI pesaing terberat kedua bagi Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara). Walaupun kandidat Joko Widodo-Basuki T. Purnama menjadi kandidat yang paling dikhawatirkan oleh incumbent. Karena itu, tim sukses Foke-Nara mewaspadai pergerakan kedua pasangan itu.

Juru bicara tim pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara), Nova Riyanti Yusuf, mengatakan Hidayat Nurwahid-Didik Rachbini akan diwaspadai pada pemilihan umum kepala daerah Juli nanti. Mengapa?

"Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, suara mengambang loncatnya ke PKS," kata dia kepada Tempo.

Menurut perempuan yang akrab disapa Noriyu ini timnya belajar dari pengalaman pemilihan kepala daerah periode sebelumnya. Saat itu suara pasangan calon yang didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) cukup banyak. Dengan militansi kadernya, mereka mampu mengajak masyarakat yang belum menentukan pilihan akhirnya memilih Adang Daradjatun sebagai calon gubernur menyaingi Foke.

Kali ini PKS mengusung mantan Presiden PKS yang kini menjabat sebagai anggota DPR, Hidayat Nur Wahid. Di kalangan masyarakat menengah Jakarta, Hidayat memiliki popularitas cukup baik berdasarkan hasil perolehan suara pemilihan legislatif 2009 lalu. Tentu saja ini menjadi catatan penting bagi tim pemenangan Foke-Nara.

Noriyu memastikan timnya sudah menyiapkan strategi jitu untuk mengatasinya. Termasuk mengantisipasi terus melonjaknya dukungan suara bagi pasangan Joko Widodo-Basuki T. Purnama (Jokowi-Ahok) yang belakangan ini tren kenaikannya terus menempel pasangan Foke-Nara.

"Mesin partai harus terus giat karena merekalah yang bisa menggerakkan para ''potensial voters'' untuk datang ke TPS," ujar anggota DPR ini.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pekan lalu mengumumkan hasil survei mereka. Menurut LSI, jumlah pemilih mengambang masih berkisar 17 persen. Angka ini tak jauh berbeda dengan hasil survei LSI Maret lalu yang mencapai 17,4 persen.

Kelompok massa mengambang ini diperkirakan masih sangsi dengan para calon gubernur. "Biasanya berasal dari kalangan terdidik," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI, Toto Izul Fattah.

http://www.tempo.co/read/news/2012/06/01/228407742

Pura2, yg nyambit Solo siapa? Dan kenapa Solo
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...