Alhamdulillah, Anak Jalanan Sudah Berkurang.

Sekdis Sosial DKI Jakarta klaim anak jalanan berkurang

Anak jalanan yang ditangani Dinas Sosial DKI Jakarta mengalami peningkatan. Bahkan tahun 2012 ini, dari sekitar 7.315 anak jalanan (anjal) di Jakarta, 66 persen atau sebanyak 4.827 anjal telah tertangani.

Penanganan ke-4.827 anak jalanan dilakukan melalui program kesejahteraan sosial anak jalanan. Melalui program itu, Dinas Sosial DKI Jakarta memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar anjal senilai Rp 1,5 juta per anak setiap tahun. Bantuan itu diberikan untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) dan diberikan dalam bentuk buku tabungan, demikian dikatakan Sekretaris Dinas Sosial DKI Jakarta, Susana budi Susilowati di Balaikota DKI Jakarta, dikutip BeritaJakarta, Rabu.

"Untuk 2012 kita berikan bantuan tersebut kepada 927 anak jalanan. Sementara, untuk anak usia SMP dan SMA mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial, masing-masing anak juga mendapatkan Rp 1,5 juta per tahun yang diberikan kepada 3.350 anak," ujar Susan.

Pemberian bantuan, dikatakan Susan, sengaja dalam tabungan bekerjasama dengan Bank DKI. Dengan demikian, pengawasannya bisa dilakukan dengan mudah.

"Untuk tahun berikutnya jika si anak terlihat baik, maka tetap diberikan bantuan. Atau bisa saja mereka sudah lulus sekolah, sehingga bantuan dialihkan ke anak lainnya," katanya.

Dengan bantuan yang diberikan itu, jumlah anjal yang belum tertangani terus menurun. Jika pada 2010 anjal yang belum tertangani sebanyak 4.510 dari 5.650 anjal, maka pada 2011 menurun menjadi 3.051 dari 7.315 anjal. Sementara pada 2012 ini jumlah anjal yang belum tertangani hanya tinggal 2.488 dari 7.315 anjal.

Agar bantuan yang diberikan tepat sasaran, Dinas Sosial DKI Jakarta melibatkan 31 rumah singgah atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) dan satuan bakti pekerja sosial (sakti peksos) untuk memberikan pendampingan dan pembinaan kepada anjal serta keluarganya.

Bantuan tersebut, hanya diberikan kepada warga Jakarta. Terlebih, untuk membuka tabungan baru, diperlukan KTP dari orangtua. "Kita utamakan warga Jakarta. Karena jika anak dari daerah adalah kewajiban dari pemerintah daerah setempat," tegasnya.

Ditambahkan Susan, dengan pelayanan yang komprehensif, terkoordinasi, terintegrasi, dan fokus pada pendekatan keluarga, diharapkan anjal di Jakarta semakin berkurang. (bj/sol)|SWATT Online
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...