BIN & Presiden SBY Curiga Pihak Asing Punya Kepentingan di Papua. (Mau "Buktinya"?)

Papua Memanas, SBY Curiga Pihak Asing Punya Kepentingan di Papua

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui kekerasan di Papua sedang dalam sorotan dunia internasional. Namun sorotan itu dari cara pandang kepentingan tertentu.

"Namun kepentingan kita kepentingan negara, kepentingan rakyat, termasuk tanah di Papua agar tanah itu terus tumbuh, masyarakat sejahtera dan sebagainya," kata SBY di kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/6/2012).
Dikatakan Presiden, memang masalah di Papua luar biasa dan kompleks. Oleh karena itu SBY meyakinkan publik bahwa pemerintah memiliki keyakinan yang benar soal penuntasan kasus di Papua.

"Dan pihak manapun yang di luar negeri (asing) yang punya kepentingan berbeda, harus dijelaskan apa yang dilakukan di sana," kata SBY.
SBY menegaskan masalah Papua harus dituntaskan. Tidak boleh ada satu orang pun korban jiwa dan tidak bisa dibiarkan harus dilakukan dan diberikan sanksi siapa yang melakukan kekerasan. "Hukum harus ditegakkan," ujar SBY.
http://www.tribunnews.com/2012/06/12...ingan-di-papua


BIN: Gejolak Papua, Ada Pendana Asing
Marciano belum dapat membeberkan temuan itu kepada publik.
SENIN, 11 JUNI 2012, 16:05 WIB

VIVAnews - Bumi Cenderawasih, Papua tak henti-hentinya diterpa gejolak. Terutama kasus penembakan demi penembakan yang tak kunjung usai. Badan Intelijen Negara (BIN) mengakui, ada dugaan keterlibatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan pendanaan pihak asing di balik kasus-kasus Papua. "Keterlibatan pendana asing ada dan ini akan kami telusuri," kata Kepala BIN Marciano Norman di gedung DPR, Jakarta, Senin 11 Juni 2012.

Marciano belum dapat membeberkan temuan itu kepada publik. Yang pasti berdasarkan identifikasi, beberapa gejolak di Papua masih ada kaitannya dengan Organisasi Papua Merdeka. "Front politik Papua Merdeka, mereka punya orang yang berjuang di dalam dan di luar negeri. Mereka selalu berkomunikasi," kata mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden ini.

Marciano menegaskan, gerakan-gerakan OPM yang terlihat itu hanya untuk menunjukkan eksistensi OPM kepada dunia. Termasuk mencari perhatian jurnalis asing untuk menulis berita tentang Papua. "Tapi upaya untuk menarik perhatian internasional itu memang ada," kata dia.

Beberapa peristiwa terjadi di Papua. Setelah penembakan warga Jerman, Dietman Pieper di Pantai Base G Jayapura, Selasa 29 Mei 2012 lalu, semalam kembali terjadi penembakan. Seorang tukang ojek yang juga petugas keamanan di sebuah pusat perbelanjaan tewas ditembak orang tak dikenal.
http://nasional.vivanews.com/news/re...-pendana-asing

-----------------

Persoalan Papua memang kompleks sekali, tapi juga harap dipahami semenjak bergabung ke dalam pangkuan NKRI, daerah itu juga di isi dari sodara-sodara kita dari wilayah lain di Indonesia sehingga populasi Papua itu saat ini sesungguhnya lebih banyak warga pendatang yang sudah beranak-pinak di wilayah itu, minimal sudah 5 generasi. Jadi terlalu sempit kalau pihak yang pro-separatisme di dalam negeri dan apalagi asing, mempetakan seakan-akan ada "penjajahan" di Papua oleh orang non-Papua. Itu ibarat mengibaratkan, Australia putih sudah menjajah orang aslinya, Aborogin.

Kesulitan pembangunan wilayah di Papua, sama saja dengan yang di wilayah Papua New Gunie, adalah keterbatasan infrastruktur akibat topografi wilayah yang sangat sulit, dan penduduk yang masih hidup dalam puak-puak terpisah yang sulit dijangkau peradaban modern karena berada di wilayah-wilayah terpencil, terutama di wilayah pegunungan. Sebagai perbandingan saja, betapa upaya missi Zending di wilayah itu yang sudah puluhan tahun untuk membawa penduduk asli ke wilayah peradaban yang lebih maju, tak pernah membawa kemajuan berarti dan selalu gagal dalam mengkristenkan penduduk di wilayah-wilayah terpencil itu. Ironisnya, terkadang kalau ada komunitas yang sudah berhasil dibangun oleh Missi Zending itu, lenyap dalam satu generasi berikutnya hanya diakibatkan sangat rendahnya 'expectation of life" penduduk setempat.

Dari sisi kepentingan kapitalisme Global belakangan ini, yang saat ini mulai banyak dilirik negara-negara Eropa (seperti Inggris), adalah sebuah tanah harapan baru seperti halnya benua Australia di masa lalu. Kekayaan alam Papua menjadi daya tarik tersendiri bagi kepentingan negeri asing itu. Oleh sebab itu, memanfaatkan situasi yang memang harus diakui masih banyak kepincangan dan kemiskinan, mereka mulai memainkan issue itu untuk menuntut merdeka. Pra-kondisi seperti Timtim dulu pun mulai dibangun secara sistimatik. Bahkan, dokumen-dokumen yang katanya adalah 'dokumen kopassus', ramai di publikasikan di internet oleh media-media asing (terutama oleh media Australia dan Inggris seperti yang dikutip dibawah tulisan ini). Terlepas itu dokumen HOAX atau bukan, yang jelas isi "dokumen" itu memang menegaskan kalau kuatinya keterlibatan asing itu dalam kasus Papua, seperti sinyalemen BIN dan Presiden SBY diatas.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...