Dampak Moratorium, Rental TKW Marak di Saudi

Dampak Moratorium, Rental TKW Marak di Saudi

Praktik penyewaan ini kian marak jelang Ramadan.
MINGGU, 24 JUNI 2012, 07:20 WIB Denny Armandhanu


[imagetag]
TKW di Jeddah, Arab Saudi (ANTARA/SAPTONO)


VIVAnews - Moratorium pengiriman tenaga kerja dari Indonesia ke Arab Saudi masih terus diberlakukan selama belum rampungnya kesepakatan kedua negara. Dampak dari moratorium ini adalah kurangnya tenaga domestik, yang akhirnya menumbuhsuburkan bisnis rental atau penyewaan pembantu.

Diberitakan situs Al-Arabiya pekan ini, praktik penyewaan ini semakin marak, apalagi jelang Ramadan dimana warga Arab sering menggelar makan besar. Kesempatan ini digunakan oleh para makelar menyewakan tenaga kerja mereka.

Biaya rental lebih tinggi dari gaji pembantu pada umumnya, terkadang membuat para pekerja lebih memilih kabur dari majikannya dan bekerja untuk makelar. Tidak jarang juga, para majikan menyewakan pembantu mereka untuk bekerja di tempat lain dengan upah.

Salah satu majikan yang melakukan praktik ini adalah Abdullah al-Alian, warga Mekkah. "Uang yang saya dapatkan dari menyewakan pembantu sama dengan upah saya per bulan. Saya mendapatkan total 3.200 riyal (Rp8 juta) per bulan. Saya naikkan gaji mereka dari 800 (Rp2 juta) menjadi 1.200 (Rp3 juta)," kata Alian.

Sejak moratorium diberlakukan oleh pemerintah Indonesia, Saudi kekurangan tenaga kerja domestik. Akibat kelangkaan ini, pemerintah menaikkan izin rekrutmen pembantu asing oleh majikan menjadi 18.000 riyal atau Rp45 juta.

Jumlah ini dirasa sangat mahal bagi sebagian orang, terutama yang kurang mampu. Padahal, sebentar lagi bulan Ramadan, saat warga Saudi sering menggelar makan besar setiap berbuka dan perlu tenaga pembantu. Karena itulah, bisnis rental dianggap sangat menolong.

Padahal, bisnis ini dianggap ilegal karena melanggar peraturan di Saudi. Menurut Undang-undang tenaga kerja Saudi. pembantu hanya boleh bekerja untuk sponsornya, yang memiliki izin rekrutmen.
"Selain harganya semakin mahal, merekrut dari negara-negara terbaik pengirim tenaga kerja seperti Filipina, Indonesia dan Nepal telah dihentikan, jadi tidak ada pilihan lain," kata seorang warga bernama Sara, yang menyewakan pembantunya.

Pada bulan Ramadan, harga rental pembantu perjamnya naik dari 180 riyal (Rp450 ribu) menjadi 250 riyal (Rp630 ribu). Om Ali, warga lainnya, mengatakan bahwa rental pembantu di saat Ramadhan menjadi agenda inti setiap tahunnya. "Rental pembantu telah dianggarkan di bulan Ramadhan, seperti makanan," kata dia.


http://dunia.vivanews.com/news/read/...marak-di-saudi



Emang Bahlul deh... TKW disewain... Bayar ke TKW 1.200 riyal... disewain 3.200 riyal = Keuntungan si Arab Bahlul 2.000 riyal ... :D
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...