TEMPO.CO, Depok - Didera isu korupsi, Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Somantri menyatakan siap diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya rektor dan jajaran siap menerima KPK ataupun BPK secara terbuka," kata Gumilar kepada Tempo, Selasa, 5 Mei 2012.
Hari ini sekitar 20 civitas academica UI mendatangi KPK dan meminta komisi antirasuah mengusut indikasi korupsi di kampus mereka. Gumilar membantah menyembunyikan data dan menghindar dari kasus tersebut. "Kami terbuka, kami ingin menjadi contoh," katanya.
Gumilar mengakui ada kekurangan dalam menjalankan administrasi kampus. Tapi ia berjanji memperbaiki kekurangan tersebut. Ia menegaskan, kalau ada indikasi kriminal seperti yang dituduhkan, penegak hukum harus mengusutnya. "Korupsi di level bawah, menengah, apalagi dari atas, silakan tindak," kata dia.
Sebelumnya, BPK menemukan potensi kerugian negara sebesar Rp 45 miliar dalam kerja sama bangun guna serah tanah milik UI di Pegangsaan Timur. Gumilar mengatakan telah melibatkan tim dan berbagai ahli untuk mengkaji aturan bangun guna serah itu.
Menurut Gumilar, dia siap menghadapi akibat hukum dari kebijakan itu. Ia menyatakan telah membangun universitas tanpa korupsi. "Yang ada dalam pikiran kami, UI maju. Tidak mungkin UI maju tanpa membangun," katanya.
Menurut Gumilar, para dosen yang mendatangi KPK tadi memiliki tujuan lain. Hal itu terkait dengan pemilihan rektorat yang akan dibuka pendaftarannya pekan depan. "Jadi kalau ada orang yang begini-begitu, tahulah maksudnya," kata dia.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...-Diperiksa-KPK
SEMOGA BERMANFAAT BAGI SEMUA
"Saya rektor dan jajaran siap menerima KPK ataupun BPK secara terbuka," kata Gumilar kepada Tempo, Selasa, 5 Mei 2012.
Hari ini sekitar 20 civitas academica UI mendatangi KPK dan meminta komisi antirasuah mengusut indikasi korupsi di kampus mereka. Gumilar membantah menyembunyikan data dan menghindar dari kasus tersebut. "Kami terbuka, kami ingin menjadi contoh," katanya.
Gumilar mengakui ada kekurangan dalam menjalankan administrasi kampus. Tapi ia berjanji memperbaiki kekurangan tersebut. Ia menegaskan, kalau ada indikasi kriminal seperti yang dituduhkan, penegak hukum harus mengusutnya. "Korupsi di level bawah, menengah, apalagi dari atas, silakan tindak," kata dia.
Sebelumnya, BPK menemukan potensi kerugian negara sebesar Rp 45 miliar dalam kerja sama bangun guna serah tanah milik UI di Pegangsaan Timur. Gumilar mengatakan telah melibatkan tim dan berbagai ahli untuk mengkaji aturan bangun guna serah itu.
Menurut Gumilar, dia siap menghadapi akibat hukum dari kebijakan itu. Ia menyatakan telah membangun universitas tanpa korupsi. "Yang ada dalam pikiran kami, UI maju. Tidak mungkin UI maju tanpa membangun," katanya.
Menurut Gumilar, para dosen yang mendatangi KPK tadi memiliki tujuan lain. Hal itu terkait dengan pemilihan rektorat yang akan dibuka pendaftarannya pekan depan. "Jadi kalau ada orang yang begini-begitu, tahulah maksudnya," kata dia.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...-Diperiksa-KPK
SEMOGA BERMANFAAT BAGI SEMUA
