Golkar Menangi 2014, Demokrat Terpuruk. Hayono Isman "balik kucing" ke Golkar?

Golkar-PDIP Diprediksi Memenangi Pemilu 2014
SELASA, 08 MEI 2012 | 16:44 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar filsafat politik Universitas Indonesia, Doni Gahral, memprediksi Partai Golkar dan PDI Perjuangan akan memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan umum 2014 mendatang. "Posisi pertama akan diperebutkan Golkar dan PDIP," kata dia di Rumah Perubahan, Jakarta, Selasa, 8 Mei 2012. Menurut Doni, peningkatan perolehan suara Golkar dan PDIP pada pemilu mendatang dipengaruhi oleh turunnya suara untuk Partai Demokrat. Penurunan suara Demokrat disebabkan oleh berbagai kasus korupsi yang menjerat partai berlogo mirip Mercy itu. "Demokrat akan berada di posisi tiga atau empat," ujarnya.

Di samping itu Doni menilai partai-partai underdog seperti Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) akan memperoleh tambahan suara dalam pemilu mendatang. "Partai-partai ini akan mengalami peningkatan jumlah suara pada 2014," ucap dia. Ihwal calon presiden, Doni memprediksi beberapa tokoh lama akan tetap diperhitungkan, antara lain mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Alasannya, ketiga tokoh itu dianggap memiliki keberanian.

Selain ketiga tokoh itu, Doni menganggap beberapa tokoh lain juga dapat diperhitungkan peluangnya dalam pemilihan presiden mendatang, antara lain Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md, dan Gubernur Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X. Ketiga tokoh itu dianggap memiliki integritas. "Tapi mereka tidak punya partai. Persoalannya adalah partai-partai mana yang akan mengusung mereka," kata Doni.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...gi-Pemilu-2014

[imagetag]
Hayono Isman

Hayono Isman: Kondisi Partai Demokrat Kian Genting
SABTU, 16 JUNI 2012 | 10:29 WIB

TEMPO.CO, Jakarta- Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Hayono Isman, mendesak agar Dewan Pengurus Pusat segera mengambil tindakan politik untuk mengatasi terus merosotnya elektabilitas partai. Menurut dia, sudah terbentuknya persepsi publik bahwa Ketua Umum partai terlibat dalam beberapa kasus hukum menjadi pangkal persoalannya. "Ini turunnya karena persepsi publik sudah terbentuk bahwa pimpinan tertinggi partai terkait dengan kasus hukum. Kalau hanya Angie, tidak akan turun seperti ini. Maka harus diambil langkah politik," kata Hayono, Sabtu, 16 Juni 2012.

Terkait dengan langkah politik seperti apa yang harus diambil, Hayono menyerahkannya kepada pengurus DPP. Namun dia berharap langkah politik tersebut harus mampu mencegah terus turunnya elektabilitas Partai Demokrat. "Mereka sudah tahu masalahnya apa. Tinggal kedewasaan saja untuk menyelamatkan partai," katanya.

Ditanya apakah langkah politik yang diharapkan adalah Ketua Umum partai, Anas Urbaningrum, mundur karena dituding terlibat beberapa kasus korupsi, Hayono tidak menyatakan secara tegas. Namun dia menyatakan para pengurus DPP seharusnya paham dengan pidato SBY pada acara konsolidasi yang digelar partai pada Rabu lalu. "Kondisi saat ini sudah kian genting. Pidato SBY jangan hanya dimaknai dari permukaannya. Seharusnya DPP lebih sensitif dengan elektabilitas partai yang sudah mencapai di bawah 10 persen," katanya. Dalam pidato saat konsolidasi antara Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator dan Dewan Pengurus Daerah partai Demokrat pada Rabu lalu, SBY menyentil sejumlah kader yang terkena kasus korupsi. Menurut dia, kader-kader seperti ini yang membuat citra Partai Demokrat terpuruk. "Saya minta DPP bersikap kesatria," kata Hayono.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...t-Kian-Genting


[imagetag]
Hayono Isman, bekas Menteri zaman ORBA,
pernah menjadi Pengurus GOLKAR zaman Eyang Harto dulu



---------------

Hayono Isman itu adalah politisi gaek di partai Demokrat, adalah alumni GOLKAR yang pernah menjadi pengurus inti partai ORBA itu di zaman Eyang Harto berkuasa dulu. Bahkan dia sempat diangkat menjadi salah satu menteri ORBA seperti halnya Akbar Tanjung dulu. Ada fenomena menarik dalam perpolitikan nasional pasca Reformasi, bahwa hampir semua partai besar yang berkuasa, pasti ada orang ex-Golkar didalamnya. Di Demokrat selain Hayono Isman, ada pula si Ruhut Sitompul itu, yang keduanya sangat vokal dan mewarnai sepak-terjang partai milik SBY itu. Di PDIP juga sama saja, Sekjen yang sekarang itu (Tjahjo Kumolo), dulunya juga tokoh elit GOLKAR zaman Orba berkuasa. Apalagi NASDEM, itu sih partai 'copy paste' partai Golkar dan Demokrat (maunya). Tapi elitnya belum apa-apa sudah disorot karena kasus korupsi.

Di masa depan, melihat DEMOKRAT yang semakin terpuruk (seperti kata Hayono Isman sendiri diatas itu), apalagi pada tahun 2014 kelak masa jabatan Presiden SBY sudah habis, kemungkinan besar akan banyak elit DEMOKRAT yang akan 'menyeberang" ke partai yang diperkirakan akan berkuasa di tahun 2014 kelak, yaitu GOLKAR. Demokrat diprediksi akan merosot dan tidak menarik lagi sepeninggal SBY dari kekuasaan, persis kasus PDIP dan Megawati lalu. Makanya, ada yang bertanya-tanya, kenapa ada orang dalam dan elit di dalam tubuh Demokrat seperti Hayono Isman ini, kok justru memprediksi kalau partainya akan terpuruk dan gulung tikar. Suatu pernyataan yang sangat mengecilkan hati dan peran semua anggota partai Demokrat, termasuk SBY tentunya. Sehingga wajar saja ada yang berspekulasi, jangan-jangan itu bagian strategi pembusukan partai Demokrat dari dalam ... dan kalau sudah terpuruk, para elitnya jadi kutu loncat ke partai yang akan memenangi Pemilu 2014. Namanya juga politik, semua kemungkinan bisa saja terjadi, bukan?


:beer:
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...