Karier Andi Mallarangeng 'wassalam' di Hambalang? Nekad mau Seret Adhyaksa Dault

[imagetag]
Andi Mallarangeng, wassalam ....

Karir Andi Mallarangeng Berhenti di Hambalang?
Senin, 4 Juni 2012 | 07:00 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng tergolong politikus moncer. Setelah tak lagi menjadi Juru Bicara Presiden SBY, dia didapuk sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga sejak Oktober 2009 lalu. Di pos ini pula, serangkaian skandal menghampiri pria berkumis ini.

Rapat Kerja Komisi Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, DPR RI pada Senin (4/6/2012) dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng sejatinya membahas persoalan umum seperti Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) 2012 dan RAPBN 2013 namun dipastikan persoalan proyek Hambalang akan mengemuka dalam rapat tersebut.

Anggota Komisi Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DPR RI TB Dedi Gumelar memastikan pihaknya akan menanyakan persoalan Hambalang ke Menpora Andi Mallarangeng. "Persoalan Hambalang pasti akan ditanyakan. Persoalan ini yang tengah disorot publik," ujar Dedi melalui saluran telepon kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (3/6/2012).

Pria yang akrab disapa Miing ini menyebutkan beberapa hal yang muncul dalam proyek Hambalang akan ditanyakan langsung kepada Menpora Andi Mallarangeng. "Seperti persoalan amblesnya bangunan dan anggaran multiyears sebesar Rp1,2 triliun yang tidak pernah dibahas di Komisi X," papar politikus PDI Perjuangan ini.

Dia melanjutkan, pihaknya juga akan mempertanyakan izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) yang baru muncul belakangan daripada Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang terlebih dahulu muncul. "Bahkan kontrak Kerja Sama Operasional (KSO) terlebih dahulu diteken," tambah Dedi.

Panitia Kerja (Panja) Hambalang, kata Dedi juga berencana akan memanggil Menteri Keuangan dan Menteri Pekerjaan Umum terkait dengan rekomendasi pembangunan proyek Hambalang. Jika proyek tersebut dinyatakan akurat, sambung Dedei, justru bertolak belakang dengan praktik di lapangan. "Kita juga menunggu hasil investigasi dari BPK (Badan Pengawas Keuangan)," tegas Dedi.

Terpisah, anggota Komisi Hukum DPR RI Bambang Soesatyo menyebutkan penganggaran proyek Hambalang penuh misteri dan bernuansa kejahatan kerah putih. "Presiden seharusnya merasa dipermalukan oleh skandal ini. Kabinetnya layak dinilai amatiran," tuding Bambang.

Dia menyebutkan jika terdapat kementerian yang berani merealisasikan sebuah proyek tanpa mengikuti mekanisme penganggaran yang benar sesuai UU, maka menteri tersebut secara terang-terangan melanggar undang-undang. "Apa motif si menteri? Idealnya, presiden memerintahkan penegak hukum untuk menyelidiki skandal ini," tegas Bambang.

Sebagaimana dimaklumi, proyek Hambalang yang saat ini telah diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini menuai polemik di tengah publik. Seperti dua pekan lalu, dua bangunan di proyek Hambalang terlihat ambles. Sedikitnya 60 orang telah diperiksa sebagai saksi dalam perkara ini, tak terkecuali Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

Di internal Partai Demokrat, Andi Mallarangeng didesak untuk menanggalkan jabatannya sebagai Menpora. Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul menyerukan agar Andi Mallarangeng legowo melepaskan jabatannya sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.

"Saya memohon siapa pun yang dikaitkan mulai Wisma Atlet sampai Hambalang, kita harus sayang dengan partai. Saya hanya bisa mengatakan semua itu akan indah kalau kita bisa mundur, jangan dimundurkan," tegas Ruhut.

Akankah Andi Mallarangeng berhenti di Hambalang? Kita lihat saja perkembangan proses hukum dan politik dalam kasus ini.
http://nasional.inilah.com/read/deta...i-di-hambalang

[imagetag]
Andi Mallarangeng Tetap Seret Adhyaksa Dault

Andi Mallarangeng Tetap Seret Adhyaksa Dault
Senin, 4 Juni 2012 | 19:18 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Andi Mallarangeng tetap menyebut dan mengaitkan Menpora sebelumnya Adhyaksa Dault dalam proyek kompleks olah raga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Dikonfirmasi seusai rapat kerja dengan Komisi X DPR, Senin (4/6/2012) Andi mengatakan bahwa proyek yang memakan dana hingga Rp1,175 triliun tersebut adalah pengembangan dari rencana awal ketika Adhyaksa menjadi menteri. "Jadi program ini sudah berlanjut sejak 2003 karena itu ada perencanaan-perencanaan dan ada perubahan-peribahan sehingga ada proses yang kita melakukan selanjutnya dan ada proses yang merupakan pengembangan-pengembangan dari apa yang sebelumnya dilakukan. Dan pengembangan-pengembangan itu kemudian yang terakhir itu," jelas Andi di gedung DPR.

Dia menjelaskan, dalam pengembangan-pengembangan setelah ide awal dari Adhiyaksa tersebut, memang dibutuhkan dana yang besar. Apalagi, rencana pengembangan tersebut adalah dengan berbagai venue. "Tentu itu tidak mungkin Rp125 miliar (warisan Adhyaksa Dault). Oleh karena itu maka ada tambahan-tambahan yang perlu dilakukan," jelasnya.

Andi menolak dianggap sebagai pengusul dari proyek Hambalang tersebut. Dia tetap berpendapat bahwa Hambalang merupakan proyek warisan dan dirinya hanya mengembangkan yang sudah ada sebelumnya. "Jadi ada hal-hal yang sudah dilakukan sebelumnya, ada yang dilanjutkan, ada yang dikembangkan," terangnya.

Terkait amblesnya sejumlah bangunan akibat tanah yang dinilai rawan, Andi mengaku kalau sebelum dilakukan pembangunan sudah ada penelitian terlebih dahulu. "Sebelumnya sudah ada penelitian-penelitian baik geologis maupun perangkat perencanaan, pelaksanaan proyek tersebut," katanya. Dia enggan berpsekulasi siapa yang harus bertanggungjawab. Bahkan, Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut menyerahkan persoalan ini ke KPK. "Sekarang ini sedang diteliti oleh BPK dan KPK. Tentu saja kalau ada penyimpangan-penyimpangan tentu saja siapa pun harus bertanggungjawab," katanya.
http://nasional.inilah.com/read/deta...adhyaksa-dault


[imagetag]
Proyek Sport Center Hambalang

PPATK Temukan 23 Transaksi Mencurigakan Terkait Hambalang
Selasa, 5 Juni 2012 18:53 wib

JAKARTA - Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) telah menyerahkan beberapa Laporan Hasil Analisa (LHA) terkait kasus korupsi proyek pembangunan sport center Hambalang. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala PPATK M. Yusuf usai menggelar rapat kerja dengan Komisi III.

"Sudah ada LHA yang sudah kita kirim kepada KPK terkait Hambalang. 10 LHA terbaru yang dikirim oleh PPATK kepada KPK, dalam konteks pembangunan sarana pusat pendidikan, pelatihan dan sekolah olahraga nasional Hambalang dan rumusan anggarannya," jelas Yusuf kepada wartawan di DPR, Jakarta, Selasa (5/6/2012).

Berdasarkan LHA tersebut, Yusuf menambahkan bahwa pihaknya telah menemukan 23 transaksi mencurigakan. "Dari 10 LHA yang diserahkan, jumlah transaksinya cukup banyak. Kita melakukan spesifikasi. Terakhir ada 23 transaksi mencurigakan menyangkut Hambalang," tegasnya.

Kendati demikian, Yusuf mengaku tidak mengetahui bagaimana perkembangan terakhir pascatemuan sepuluh LHA tersebut. Karena menurutnya hal itu merupakan kewenangan KPK. PPATK hanya akan memberikan data-data yang dibutuhkan oleh KPK.

"Tentang perkembangan itu dimiliki oleh KPK. Kami hanya menunggu hasil analisis apalagi yang diminta KPK kepada PPATK. Tapi saya sendiri sudah berusaha semaksimal mungkin. karena ini merupakan suatu hal yang bisa kita dukung untuk membersihkan negara ini," paparnya.

Selain itu, PPATK juga akan terus menyelidiki bagaimana proses mekanisme permohonan penambahan dana dalam proyek tersebut, yang belakangan menjadi polemik antara menpora, menteri keuangan, dan Komisi X.

"Secara teknis kita tidak punya kapasitas untuk menilai. Tapi yang perlu untuk dicermati adalah apakah penambahan itu memang legal atau tidak. perlu ada speed liner atau tidak, jika itu tidak ada maka membuat kita perlu curiga. PPATK full mendukung KPK," ungkapnya.

Namun lebih lanjut Yusuf tidak membeberkan berapa jumlah nominal dari temuan yang diklaim oleh PPATK tersebut.

"Saya bicara global. Kasus yang ditangani KPK adalah yang sebelumnya kita kirim. Saya tidak bisa bicarakan nominalnya, karena kasus ini di KPK pun masih proses penyidikan. Takut nanti ada upaya untuk pementahan informasi. Tapi yang jelas, untuk saya terlalui cukup valid," tandas Yusuf.
http://news.okezone.com/read/2012/06...kait-hambalang

--------------

Makanya kata orang bijak, kalau selagi muda sedang naik daun dan memperoleh jabatan mentereng, jangan arogan.
Ojo adigang, adigung, adiguna!


:berduka
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...