Ketua KPK: "Meski Saudara, Jika Korupsi Saya Gantung" (apalagi kalo cuman si Anas?)

[imagetag]
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad

KETUA KPK ABRAHAM SAMAD:
"Meski Saudara, Jika Korupsi Saya Gantung."
"Kalau tak berhasil selesaikan kasus korupsi dalam satu tahun, saya pulang ke Makassar."

JUM'AT, 9 DESEMBER 2011, 14:24 WIB Arry Anggadha, Nur Eka Sukmawati

VIVAnews --Tidak banyak yang mengenal orang ini. Tapi begitu terpilih menjadi ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad seperti bom. Dua hari belakangan ini, setelah terpilih Jumat 2 Desember 2011, Abraham berjanji --yang lain menyebutnya mengumbar--menyeret siapa saja yang terlibat kasus korupsi. Ia haqul yakin bisa menuntaskan sejumlah kasus korupsi raksasa yang selama ini masih mengantung. Dari kasus Bank Century, kasus pajak, Nunun Nurbaeti yang melenggang di negeri seberang, dan sejumlah kasus besar yang melibatkan tokoh-tokoh besar.

Ketika ditanya, apa dia punya nyali menyeret pentinggi negeri ini, jika terbukti korupsi, Abraham menjawab dengan gagah, "Jangankan pejabat tinggi, saudara saya saja, bila terbukti korupsi akan saya gantung." Ia juga sudah bertekad mewakafkan jiwanya untuk memberantas korupsi di negeri ini, siapa pun lawannya dan siapa pun orang di belakang si koruptor itu.
Lahir di Makasar 27 November 1966, Abraham Samad adalah ketua KPK yang paling muda dari empat ketua semenjak komisi itu berdiri. Meski usianya masih muda, ilmu, riwayat dan nyalinya dalam memberantas korupsi sesungguhnya sudah cukup panjang. Ia menyelesaikan sarjana hukum di Universitas Hasanuddin. Menuntaskan gelar master dan jenjang doktor di universitas yang sama pada tahun 2010. Ilmunya di bidang hukum pidana boleh dibilang sudah lengkap.

Soal pengalaman berjuang melawan korupsi, Abraham juga bukan "barang mentah." Setidaknya di Makasar. Ia lama menjadi pengacara dan lama berkiprah di Lembaga Swadaya Masyarakat antikorupsi, Anti Corruption Committee (ACC) di Sulawesi Selatan. Tidak sedikit ancaman yang pernah diterimanya. Rumahnya di Makasar pernah dilempar orang dan usaha Wartel kecil-kecilannya porak-poranda dihajar oleh orang-orang yang disebutnya sebagai "kaki tangan" koruptor. "Saya sudah biasa dengan yang begituan," katanya.
http://nasional.vivanews.com/news/re...saya-gantung--

Quote:

Anas: Kalau Korupsi, Gantung Saya di Monas
JUM''AT, 09 MARET 2012 | 17:09 WIB

[imagetag]

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum buka suara ihwal rencana Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksanya dalam proyek pembangunan stadion dan sekolah olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Anas menegaskan dirinya tak korupsi. "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," kata Anas di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat, 9 Maret 2012.

Menurut Anas, KPK sebenarnya tak perlu repot-repot mengurus persoalan proyek tersebut. "Karena asalnya itu kan dari ocehan-ocehan yang tidak jelas, dari karangan-karangan yang tidak jelas," kata dia. "Ngapain repot-repot." Proyek Hambalang berbiaya Rp 1,2 triliun menyeret nama Anas setelah ada pernyataan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin membeberkan ihwal keterlibatan Anas di proyek pusat olahraga pada 2010 itu.

Pernyataan Nazaruddin kembali disampaikan dalam persidangannya kala menjadi terdakwa suap Wisma Atlet Jakabaring, Palembang. Nazaruddin mengatakan duit dari proyek Hambalang sebesar Rp 50 miliar mengalir ke Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Uang itu disebutnya untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Demokrat.

Sebelumnya, KPK berencana melakukan pemeriksaan terhadap Anas dalam proyek Hambalang setelah dilakukannya ekspose pada Kamis, 8 Maret 2012. KPK sendiri sudah tiga kali menggelar ekspose dalam tahap penyelidikan proyek tersebut. "Kemungkinan Anas akan dimintai keterangan dalam penyelidikan ini," kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., Jumat, 9 Maret 2012. "Kapan waktunya akan diperiksa, saya belum tahu," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...-Saya-di-Monas
--------------------

Yang bener itu, kalo Anas Urbaningrum terbukti korupsi, sesuai permintaannya sendiri, kita gantung ramai-ramai di Monas. Lalu dengan si Somad kalau dia gagal memberantas korupsi (tinggal 6 bulan lagi dari 1 tahun yang dijanjikannya), tak cukup dia itu pulang ke makassar ... tapi juga harus digantung di Makassar sana ... :D
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...