Maling Pakai Mistik, Polisi Dibuat Bodoh

Quote:

Maling Pakai Mistik, Polisi Dibuat Bodoh


Tersangka di Depan Mata tak Bisa Ditangkap

MEDAN-PM

Ini kisah klenik di balik pengungkapan kasus pencurian lembu yang marak terjadi di Kecamatan Merek dan Tiga Panah, Tanah Karo. Sindikat maling hewan ternak itu kemarin (7/6) ditemukan bersembunyi di pelosok Desa Klumpang, Kec. Hamparan Perak, Deli Serdang.

Cerita bermula dari kekesalan sejumlah warga Desa Partibi Lama (Kec. Merek), dan Desa Singa di Kec. Tiga Panah, 3 hari terakhir ini. Sedikitnya, 9 ekor kerbau peliharaan mereka hilang tak berjejak. Menurut Kapolsek Tiga Panah AKP L Ambarita, pencurian mulai terjadi Senin (4/6) lalu.

Nikodemous Sembiring adalah salah satu warga yang jadi korban. Empat ekor kerbau yang dikandangkannya di areal Perladangan Juma Dolok, Desa Partibi Lama, dicuri. Sementara, 3 warga Desa Singa, yakni Maulana Munthe, Abdi Munthe dan Suhim Munthe, masing-masing kehilangan seekor kerbau. Sementara, Listen Tarigan (46), juga warga Desa Singa, kehilangan 2 kerbau kesayangannya.

Polisi mulai bekerja. Usai menghimpun keterangan para korban dan saksi, tim pun dibentuk. Sampai di sini, polisi belum tahu jelas siapa dan di mana asal kawanan maling itu. Untung keberuntungan datang. Seorang tukang potong (ternak) di Medan mengontak seorang polisi kenalannya di Tanah Karo. Ia melaporkan temuan kerbau curian dari wilayah Desa Partibi Lama. Kerbau itu masuk ke tempat kerjanya. Sang tukang potong itu melapor karena punya 3 saudara di Desa Partibi Lama.

Berbekal info itu, wilayah markas kawanan maling pun terendus. Tim Gabungan Polsek Tiga Panah dan Polres Karo plus personil Brimobdasu, Rabu (6/6) malam lalu bergerak ke satu kawasan di Desa Klumpang. Dipandu seorang warga di sana, tim bergerak menuju sebuah kawasan perladangan pohon pisang. Jalurnya lumayan sulit. Saking sulit, sepasukan polisi lintas kesatuan itu bahkan harus menempuh perjalanan selama 3 jam guna tiba di titik sasaran.

Polisi Gelar Ritual Tanah Kuburan

Dini hari kemarin (7/6), Tim Gabungan tiba di kawasan lokasi target sasaran. Polisi langsung mengendap. Bersembunyi sambil mengintai target. Dari lokasi pengintaian di balik pohon-pohon pisang, terlihat sejumlah kerbau ditambatkan. Itu lokasi pemotongan lembu curian. Menurut AKP Ambarita, di sekitar hewan-hewan ternak itu, sekawanan orang terlihat tengah mengobrol. Tapi penangkapan para maling lembu itu ternyata tak mudah. Ini diketahui saat sepasukan polisi itu mulai bergerak.

Ceritanya, meski bergerak mendekati target tangkapan yang telah di depan mata, langkah para polisi itu ternyata tak semakin mendekati titik sasaran. Langkah mereka ternyata hanya berkeliling di sekitar kawasan pengintaian semula. Ya, polisi-polisi bersenjata itu hanya berjalan di situ-situ saja. Mereka seperti bingung menemukan jalan menuju titik sasaran.

Untung kebodohan itu cepat disadari. Polisi akhirnya mengontak seorang kenalan paranormal. Fakta kebodohan di sela upaya penangkapan itu pun diceritakan. Sang dukun lalu melaporkan soal kekuatan mistik yang membentengi markas kawanan maling itu. Ia lalu memberi solusi.

Penggrebekan markas maling akhirnya ditunda sesaat. Itu karena para polisi itu, sesuai petunjuk sang dukun, harus lebih dulu mengambil tanah kuburan. Ya, itulah media untuk menghancurkan kekuatan mistik kawanan maling. Ceritanya, sebelum melakukan penggrebekan, setiap personil polisi itu harus mengusap wajahnya dengan tanah kuburan. Ritual itu dilakukan disertai doa sesuai keyakinan masing-masing polisi.

Petunjuk sang dukun ternyata membuka tabir. Usai semua polisi mengusap sekujur wajahnya dengan tanah kuburan, jalan menusu sasaran target pun berlangsung mulus. Polisi tidak lagi dibuat berputar-putar di satu kawasan.

Saat perjalanan semakin mendekati lokasi sasaran, kerumunan orang di lokasi penyembelihan lembu itu terlihat berangsur kurang. Satu per satu orang di situ tampak pergi. Yang tersisa hanya seorang tukang sembelih yang lagi asyik memotong kerbau. Polisi langsung bergerak cepat. Si tukang jagal itu pun diciduk. Dari sang jagal, hasil pengembangan berikutnya, polisi pun menciduk 6 tersangka lain. Seorang diantaranya bahkan harus ditembak karena melawan.

Barang bukti yang diamankan polisi adalah 4 kerbau hidup dan satu kepala kerbau. Pengakuan para tersangka, 3 kerbau sudah disembelih dan dijual ke Medan. Kasat Reskrim Polres Karo AKP Harry Azhar SH.SIk hingga kemarin mengaku masih terus mengembangkan kasus ini. Soalnya, mereka baru mengamankan tukang potong, tukang gembala dan eksekutor alias sang pencuri. Sementara, gembong maling lembu itu masih buron.

Tujuh tersangka yang dibekuk, yakni Spn (42) warga Stabat, Bhdn (36) warga Helvetia, MY (24) warga Mabar, SJ (42) warga Martubung, Sym (30) warga Jalan Baru, Lg (47) warga Klumpang Hamparan Perak, dan Bwhn (30). Spn adalah tersangka yang ditembak kakinya. (nang/joe/sal)
http://www.posmetro-medan.com/?p=3170
wuih, untung dukunnya ndak suruh mengusap wajah pake kotoran sapi ya:ngakak
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...