Calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi takjub dengan anggaran kesehatan pemerintah DKI Jakarta. "Anggaran kesehatan DKI Rp 600 miliar. Saya tidak bisa bayangkan, guede banget," ujarnya. Karena anggaran yang jumlahnya luar biasa ini, Wali Kota Solo ini yakin salah satu program andalannya, yakni Jakarta Sehat, akan diapresiasi dan menarik minat warga.
Menurut Jokowi, angka ini sangat jomplang dibandingkan dengan anggaran kesehatan Kota Solo yang hanya sekitar Rp 19 miliar. Ia pun mulai berhitung. Dalam perhitungan kasarnya, dengan lima wilayah administrasi, anggaran kesehatan DKI Jakarta mestinya cukup anggaran Kota Solo dikalikan lima.
"Sekitar Rp 100 miliar cukup. Ini ada Rp 600 miliar, kok masih ada gizi buruk di Penjaringan, ada yang tidak bisa masuk rumah sakit di Kampung Melayu," ujarnya. Kendati begitu, angka Rp 100 miliar bisa membengkak. Sebabnya, ada perbedaan harga ruangan rumah sakit, obat, dan dokter antara Solo dan Jakarta. "Bisa jadi sekitar Rp 360 miliar," ujarnya.
Jokowi menilai pelayanan kesehatan yang amburadul di Jakarta disebabkan oleh sistem yang tidak terbangun. Ujung-ujungnya warga miskin tak bisa memperoleh pelayanan kesehatan yang mumpuni. "Duitnya ada, tapi sistem tidak ada. Sistem inilah yang kami tawarkan. Sudah tujuh tahun diterapkan di Solo dan berjalan," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, calon gubernur dan wakil gubernur Jokowi-Ahok menjual dua program utama untuk mencari simpati warga Jakarta. Selain Jakarta Sehat, calon pasangan nomor tiga ini juga menawarkan Jakarta Pintar. Dua program ini berati warga Jakarta bisa mendapat pelayanan kesehatan dan pendidikan secara gratis.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...ruk-di-Jakarta
saya sebagai penduduk jakarta juga bingung pak,napa masih ada penderita gizi buruk di jakarta yang notabene ibukota Indonesia :berduka
Solo dengan anggaran cuma sesedikit itu malah bisa lebih sukses dari jakarta.
Solo bersih-jakarta banyak sampah
Solo sekolah gratis-jakarta berbelit-belit dan banyak pungli
Solo Kesehatan gratis-Jakarta hanya sebatas promosi
dukung Jakarta baru dengan program Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar
Menurut Jokowi, angka ini sangat jomplang dibandingkan dengan anggaran kesehatan Kota Solo yang hanya sekitar Rp 19 miliar. Ia pun mulai berhitung. Dalam perhitungan kasarnya, dengan lima wilayah administrasi, anggaran kesehatan DKI Jakarta mestinya cukup anggaran Kota Solo dikalikan lima.
"Sekitar Rp 100 miliar cukup. Ini ada Rp 600 miliar, kok masih ada gizi buruk di Penjaringan, ada yang tidak bisa masuk rumah sakit di Kampung Melayu," ujarnya. Kendati begitu, angka Rp 100 miliar bisa membengkak. Sebabnya, ada perbedaan harga ruangan rumah sakit, obat, dan dokter antara Solo dan Jakarta. "Bisa jadi sekitar Rp 360 miliar," ujarnya.
Jokowi menilai pelayanan kesehatan yang amburadul di Jakarta disebabkan oleh sistem yang tidak terbangun. Ujung-ujungnya warga miskin tak bisa memperoleh pelayanan kesehatan yang mumpuni. "Duitnya ada, tapi sistem tidak ada. Sistem inilah yang kami tawarkan. Sudah tujuh tahun diterapkan di Solo dan berjalan," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, calon gubernur dan wakil gubernur Jokowi-Ahok menjual dua program utama untuk mencari simpati warga Jakarta. Selain Jakarta Sehat, calon pasangan nomor tiga ini juga menawarkan Jakarta Pintar. Dua program ini berati warga Jakarta bisa mendapat pelayanan kesehatan dan pendidikan secara gratis.
http://www.tempo.co/read/news/2012/0...ruk-di-Jakarta
saya sebagai penduduk jakarta juga bingung pak,napa masih ada penderita gizi buruk di jakarta yang notabene ibukota Indonesia :berduka
Solo dengan anggaran cuma sesedikit itu malah bisa lebih sukses dari jakarta.
Solo bersih-jakarta banyak sampah
Solo sekolah gratis-jakarta berbelit-belit dan banyak pungli
Solo Kesehatan gratis-Jakarta hanya sebatas promosi
dukung Jakarta baru dengan program Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar
