Rektor-rektor PTN Korban Bisnis Proyek Angie, Terus Berdatangan ke KPK.

[imagetag]
Anggie, anggota DPR dari DEMOKRAT, di Banggar DPR

KPK Periksa Rektor Universitas Haluoleo Terkait Suap Angie
Senin, 18 Juni 2012 10:22 wib

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa Rektor Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara, Usman Rianse, terkait perkara dugaan suap proyek pembahasan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Pendidikan Nasional.

Usman akan diperiksa sebagai saksi dari tersangka Angie, sapaan akrab Angelina Sondah.

"KPK hari ini akan memeriksa Rektor Universitas Haluoleo," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (18/6/2012).

KPK hari ini juga akan memeriksa Pembantu Rektor Universitas Haluoleo, Darwin, dengan status yang sama seperti Usman. Jadwal pemeriksaan terhadap keduanya dimulai pukul 09.30 WIB.

Namun, berdasarkan pantauan, belum ada tanda-tanda kehadiran Usman dan Darwin di Gedung KPK. Petugas jaga KPK mengatakan, mereka belum memenuhi panggilan pemeriksaan. "Mereka belum datang," kata petugas tersebut.
http://news.okezone.com/read/2012/06...ait-suap-angie


Rektor Unud Geram Rencana KPK Periksa Para Rektor
Sabtu, 9 Juni 2012 | 15:32 WIB
[imagetag]

INILAH.COM, Denpasar - Rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang hendak memeriksa 16 rektor di Indonesia terkait dengan dugaan korupsi dana APBN-P tahun 2010, membuat Rektor Universitas Udayana (Unud) Denpasar Made Bakta yang juga akan diperiksa mengaku geram dengan langkah lembaga tersebut.

Bakta menduga KPK hendak mengobok-obok kampus dengan adanya rencana pemanggilan dirinya bersama 16 rektor lainnya di Indonesia."Saya melihat ada desain tersembunyi untuk mengobok-obok kampus oleh KPK. Kalau mau memeriksa, kenapa tidak dibuatkan pertanyaan tertulis atau dikoordinasikan dulu dengan pihak kementerian pendidikan terkait dengan dugaan kasus korupsi tersebut," ujar Made Bakta saat ditemui dalam acara World Hindu Summit di Gedung Wisma Sabha, Sabtu (9/6/2012).

Made Bakta kurang setuju langkah KPK memeriksa para rektor tersebut. Sekalipun dirinya tidak terbukti korupsi, tetapi masyarakat luas tetap akan terbangun citranya jika korupsi sudah masuk kampus. "Kalau ini dibiarkan maka citra kampus atau perguruan tinggi yang sebenarnya menjadi teladan masyarakat akan hilang atau semakin negatif. Mau dibawa kemana Indonesia ini," tegasnya.

Made Bakta mengatakan, dari 16 rektor yang akan diperiksa KPK, sudah ada dua rektor yang telah dipanggil yaitu Rektor IPB Bogor dan Sultan Agung Tirtayasa Banten. Terkait pemanggilan KPK itu, Made Bakta mengaku sudah menyiapkan data dan fakta terkait dengan dugaan korupsi dana APBN-P tahun 2010. Ia mengaku semua prosedur dan persyaratan terhadap penggunaan anggaran tersebut sudah dilakukan sesuai mekanisme yang ada.

Namun bila terjadi penyelewengan secara fisik maka maka semuanya sudah dipenuhi oleh rekanan yang menjadi partner. Dia mengatakan namanya yang tercantum dalam daftar rektor yang akan diperiksa membuat kaget para pejabat di tingkat kementerian pendidikan.

Universitas Udayana (Unud) Denpasar, Bali, diduga menyelewengkan dana yang tergolong cukup banyak yakni Rp30 miliar dari Rp100 miliar yang diberikan pemerintah ke pihak Unud. http://nasional.inilah.com/read/deta...sa-para-rektor

-------------

Bahwa di PTN itu ada tikus korupsi, bukanlah sesuatu yang aneh. Bayangkan saja, Kemeterian Pendidikan itu dipercaya Negara untuk mengelola sekitar 20% dana APBN setiap tahun anggarannya, sekitar Rp 250-an triliyun. Itu belum dana-dana 'siluman" yang masuk dari pola penerimaan mahasiswa baru jalur non-SMPTN, yang biasanya berasal dari "sumbangan" si orang tua mahasiswa yang disetorkan ke rekening-rekening liar di luar rekening Rektor yang resmi. KPK dan BPK sudah tahu persis masalah kongkalikong yang terakhir itu.

Memang ada baiknya pula KPK mulai merambah dunia Kampus PTN di tanah air. Sebab korupsi di lembaga perguruan tinggi negeri itu harus betul-betul lenyap. Gua punya seorang teman yang menjadi Dekan di sebuah Fakultas dari PTN cukup terkenal di kawasan Barat Indonesia, yang menceritakan ketakutannya untuk menerima "uang sumbangan" dari orang tua di luar ketentuan yang resmi seperti tahun-tahun lalu. Kok takut? Ini semua akibat pihak KPK sudah mulai mencium praktek curang dalam setiap penerimaan mahasiswa baru itu. Kok KPK bisa tahu? Kata Dekan yang jadi teman gua itu, ada orang dalam yang melaporkan ke KPK, bahkan sampai mengenai nomor rekening Bank penampungan dana itu segala! Jelas aja akan jadi sasaran empuk KPK kalau kasus seperti itu mau dibongkar
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...