Sandi Korupsi di Semarang: "Susu Kaleng", "Nyam-nyam", dan "Luwak"

JAKARTA, suaramerdeka.com - Masih ingat dengan istilah 'Apel Malang', 'Apel Washington', atau 'Semangka'? Tentu itu bukan sekedar buah menyehatkan hasil kebun atau yang dapat ditemui di pasar tradisonal maupun modern. Lebih dari itu, kata-kata tersebut makin akrab karena menjadi istilah kode atau sandi terkait prilaku koruptif pejabat negeri.

Adalah mantan Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang, mengungkapkan adanya istilah Apel Malang, Apel Washington, dan Semangka. Menurutnya, anggota Komisi X DPR RI Angelina Sondakh menerima uang sebesar Rp 5 miliar yang diberikan dalam dua termin, yakni Rp 3 miliar kemudian Rp 2 miliar. Uang tersebut diterima Angelina melalui anak buahnya bernama Jefry.

"Semua mengarah kepada uang, semangka rupiah, apel rupiah, Washington dolar AS, pelumas rupiah. Istilah itu digunakan, kata Bu Angie, agar tidak vulgar," katanya.

Ternyata munculnya istilah itu juga terjadi dalam kasus berbeda. Yakni dalam kasus suap terkait pembahasan APBD Kota Semarang tahun 2012. Istilah yang muncul adalah, 'susu kaleng', 'nyam-nyam', dan 'luwak' digunakan saat membahas suap untuk anggota dewan. Hal ini terungkap saat sidang dengan terdakwa Wali Kota Semarang Soemarmo Hadi Saputro.

Saat sidang menghadirkan saksi Staf Perencanaan Anggaran Pemkot Semarang Ari Kurniawan, jaksa penuntut pada KPK KMS Roni mempertanyakan istilah susu kaleng kepada saksi. ''Anda diminta menyiapkan susu kaleng oleh Zainuri karena ada permintaan dari DPRD. Susu kaleng itu apa?" tanya jaksa KMS Roni.

Ari menjawab, dirinya memang diminta Zainuri menghitung platform anggaran Rp 10 miliar yang akan disetor ke lima puluh orang anggota dewan. "Itu diistilahkan susu kaleng," kata dia.

Sedang istilah nyam-nyam terungkap saat Kepala Sub Bagian Keuangan Protokoler Sekda Pemkot Semarang, Yustiningsih menjadi saksi. Menurut Yustiningsih istilah nyam-nyam untuk menjelaskan soal jatah duit untuk anggota DPRD. "Saya dipanggil Pak Zainuri masalah pemberian uang nyam-nyam anggota dewan," kata dia.

Sedang istilah luwak muncul dari penuturan pengacara Soemarmo, Rudy Alfonso. Menurut Rudy, kliennya dalam rekaman pembicaraan via telepon yang disadap Komisi Pemberantasan Korupsi, pernah melarang anak buahnya untuk memberi duit ke anggota dewan. "Dia bilang jangan melayani permintai luwak-luwak itu. Maksudnya (luwak), ya yang meminta uang, yang bersangkutan dengan DPRD," tegas Rudy.

http://www.suaramerdeka.com/v1/index...nyam-dan-Luwak
--------------------------------------------------------------------------
kenapa ga make istilah kebon binatang aja ya..nyet,uwa2,king kong.kan lebih seruh tuh
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...