SBY: Separuh Negara di Dunia tak Capai MDGs. UU Kesetraan Gender & Kondomisasi Gagal?

Presiden: separuh negara di dunia tidak capai MDGs
" Ini realitas tanpa mencari siapa yang bersalah...."
Sabtu, 23 Juni 2012 07:12 WIB

Rio de Janeiro (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa barangkali lebih dari separuh negara di dunia tidak bisa mencapai seluruh sasaran yang telah ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada 2015. "Sejak MDGs disusun berangkat dari Konferensi Rion 1992 dulu, dalam implementasinya 20 tahun kemudian tidak semua sasaran atau target MDGs bisa dicapai. Ini realitas tanpa mencari siapa yang bersalah dan bertanggung jawab pada tingkat global," kata Presiden Yudhoyono dalam keterangan persnya, di Rio de Janeiro, Brazil, Jumat waktu setempat atau Sabtu wib.

Presiden mengatakan, 20 tahun setelah Konferensi Rio 1992 tidak semua negara mampu mencapai delapan target atau sasaran MDGs yaitu mengurangi kemiskinan absolut, melakukan pendidikan dasar, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender, mengurangi kematian anak dan balita, mengurangi kematian ibu melahirkan, mengatasi penyakit menular seperti HIV dan malaria, pengelolaan lingkungan yang baik dan kerjsama internasional untuk mencapai MDGs. "Indonesia sendiri hampir pasti pada 2015 nanti ada sasaran yang bisa dicapai, ada yang lebih, dan ada satu dua yang kita masih harus berjuang mudah-mudahan bisa tembus sesuai dengan sasaran yang kita capai," katanya.

Bercermin pada realitas itu maka para pemimpin dunia kembali berkumpul di Rio de Janeiro, 20-22 Juni 2012, untuk menggelar Konferensi Rio+20 guna memastikan bahwa komitmen yang dituangkan dalam kerangka MDGs betul-betul membawa perubahan yang signifikan bagi masyarakat dunia. "Apa yang diungkapkan oleh para pemimpin dunia itu adalah the what, the why dan the how (mengapa MDGs belum tercapai--red)," katanya.

Dalam Konferensi Rio+20 yang berlangsung di Riocentro yang terletak di pinggiran Rio de Janeiro sekitar 192 pemerintah dari seluruh dunia dan 23 organisasi internasional menyampaikan pandangannya tentang pelaksanaan MDGs selama 20 tahun terakhir dalam sejumlah sesi panel. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pandangannya pada sesi panel ketiga dan menjadi pembicara ketiga belas. Dalam pidatonya Presiden menggarisbawahi mengenai kebijakan Indonesia untuk menerapkan ekonomi hijau dan menjaga ekosistem laut melalui program ekonomi biru.

Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan pengertian MDGs sering direduksi hanya urusan negara berkembang atau bagaimana negara-negara itu mengatasi kemiskinan absolut. "Tidak (seperti itu--red). Ada kewajiban dunia, ada kewajiban negara-negara maju agar MDGs itu bisa dicapai," kata Presiden merujuk pada sasaran ke delapan MDGs.

Presiden Yudhoyono berada di Rio de Janeiro untuk menghadiri KTT Rio+20 atau KTT PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan. Seusai melakukan kunjungan kerja ke Rio de Janeiro Presiden dijadwalkan melanjutkan perjalanannya ke Ekuador untuk melakukan kunjungan kenegaraan
http://www.antaranews.com/berita/317...dak-capai-mdgs

Pembuatan UU Kesetaraan Gender & Kampanye Kondom Menkes, bagian dari Pencapaian Target Politis Proyek MDG's di Indonesia?
Quote:

RUU Kesetaraan Gender Inisiatif DPR
Jumat, 22 Juni 2012 21:40 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan Rancangan Undang-undang Kesetaraan Gender (RUU-KG) bukan inisiatif pemerintah, tapi DPR. "Khususnya Komisi VIII," kata Linda di Jakarta, Jumat (22/6). Linda menjelaskan, hingga saat ini dirinya belum menerima draf RUU KG. "Saya belum menerima drafnya sehingga belum membaca secara langsung," kata Linda.

Linda menambahkan, dirinya akan menampung segala aspirasi terkait RUU KG, baik dari pihak yang mendukung maupun yang menentang. Salah satunya adalah protes dari sejumlah pihak terkait tidak adanya pembahasan tentang perlindungan TKI perempuan di luar negeri dalam draf RUU KG. "Masukan itu tentunya akan kita jadikan bahan pertimbangan," kata Linda. Ketua Umum Kowani Dewi Motik pada acara Musyawarah Kerja Nasional Kowani menambahkan, dirinya mendukung adanya aturan tentang perlindungan bagi TKI perempuan yang berada di luar negeri. "Saya mendukung adanya peraturan tentang perlindungan bagi TKI pada RUU KG," katanya.
http://www.metrotvnews.com/read/news...nisiatif-DPR/1

Kejar Target MDG's, Provinsi DIY Intensifkan Kampanye Kondom
Rabu, 20 Juni 2012 | 16:00 WIB

YOGYA (KRjogja.com) - Provinsi DIY akan terus menggalakkan kampanye penggunaan kondom secara lebih intensif. Sejak lima tahun terakhir, DIY juga telah secara rutin melakukan pembagian kondom di tempat-tempat beresiko. Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr Sarminto mengungkapkan, melalui kerjasama dengan LSM, PKBI dan elemen yang bergerak pada pemberantasan HIV/AIDS, pembagian kondom di tempat berisiko di DIY seperti pelacuran sudah berjalan. Sehingga DIY siap melaksanakan gagasan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi untuk menggalakkan kampanye kondom. "Kita sudah lama mengkampanyekan penggunaan kondom kepada masyarakat. Kira-kira sejak lima tahun yang lalu," ujarnya di Komplek Kepatihan, Rabu (20/6).

Kampanye kondom sendiri akan ditingkatkan untuk mencegah kehamilan beresiko. Kampanye penggunaan kondom selaras dengan MDGs memerangi HIV/AIDS. "Di DIY pembagian kondom dilakukan pada kelompok berisiko. Yakni orang-orang yang sering 'jajan'. Itu salah satu upaya kita bersama-sama dengan KPAD," katanya.
http://krjogja.com/read/132872/diy-i...anye-kondom.kr
------------------

Dari delapan target atau sasaran MDGs yaitu mengurangi kemiskinan absolut, melakukan pendidikan dasar, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender, mengurangi kematian anak dan balita, mengurangi kematian ibu melahirkan, mengatasi penyakit menular seperti HIV dan malaria, pengelolaan lingkungan yang baik dan kerja sama internasional untuk mencapai MDGs. Jujur ajalah, yang relevan dan mendesak dengan kepentingan kita di Indonesia ini sesungguhnya hanya beberapa kok. Yaitu menurunkan kemiskinan absolut, menekan angka kematian ibu, anak dan balita, dan mengatasi penyakit menular tropis seperti malaria itu. Sementara untuk program MDG's berupa kesetaraan gender, penanggulangan AIDS atau kerjasama lingkungan, belum begitu mendesak. bahkan program kesetaraan gender atau penanggulangan AIDS belum begitu parah.

Tapi itulah anehnya, yang didahulukan justru membuat RUU Kesetaraan Gender yang banyak ditantang oleh berbagai elemen di dalam negeri ( coba simak artikel ini: "RUU Kesetaraan Gender: Untuk Siapa?" atau artikel lainnya "Ahli Hukum Kritik RUU Kesetaraan Gender". Lebih emnarik lagi seperti kata Menteri Peranan Wanita, Ibu Linda Agum Gumelar, inisiatif membuat RUU Kesetaraan Gender itu justru datang dari DPR (yang terkenal dimasa lalu paling suka bikin UU Pesanan Asing, seperti tenggara anggota DPR, Eva sundari). Begitu juga dengan program penanggulangan penyakit AIDS, Menkes Nafsiyah Mboi terang-terangan menyebut proyek bagi-bagi kondomnya untuk remaja, adalah untuk memenuhi target MDG's itu.

OK-lah target MDG's itu penting, tapi seharusnya yang di prioritaskan itu adalah yang paling relevan dengan kondisi dan masalah di negeri itu, seperti di Indonesia ini contohnya. Kalau di Afrika, boleh jadi yang prioritas itu adalah penanggulangan dan pencegahan penyakit AIDS, karena penyakit itu paling besar penderitanya disana. Sementara di Indonesia, penyakit yang paling banyak membunuh itu adalah jenis penyakit infeksi tropis seperti muntaber, flu burung dan malaria, bukan AIDS. Begitu pula, penting mana menyelamatkan nyawa ibu dan anaknya ketimbang bikin UU Kesetaraan Gender yang tak jelas apa maunya dan mau dibawa kemana itu, selain terkesan kuat hanya hendak memenuhi pesanan PBB agar target penyetaraan gender di negeri ini bisa dilaksanakan. Padahal, selama ini di Indonesia tak pernah ada masalah dengan hak-hak wanitanya, bedalah dengan nasib wanita-wanita di Eropa dan Amerika sana yang memang banyak mengalami tindak diskriminasi karena perbedaan gender itu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...