Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang menghabiskan dana Rp 12,8 miliar hanya untuk membayar pemakaian listrik penerangan jalan umum (PJU). Biaya ini menyedot hingga 25 persen dari Rp 50 miliar anggaran program dinas tersebut. "Memang sangat boros," kata Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang Agus Suryana.
Anggaran belasan miliar itu, kata Agus, untuk pembayaran listrik puluhan ribu titik PJU yang tersebar di Kabupaten Tangerang. Rata-rata perbulan, instansi itu harus mengeluarkan kocek Rp 1,2 miliar untuk listrik PJU dan Rp 12,8 miliar pertahun. Menurut Agus, tingginya tarif listrik PJU yang dikelola instansinya selama ini dikarenakan pemakaian listrik masih menggunakan sistem flat. Sehingga, tagihan listrik membengkak dan tidak terkontrol.
Ia mengakui, anggaran untuk bayar listrik tersebut cukup menyedot anggaran di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang. Bahkan, anggaran untuk program penerangan jalan umum itu mengalahkan anggaran pengadaan alat berat dan penanganan sampah. Pengadaan alat berat seperi beco, swiper sebesar Rp 4 miliar dan anggaran penanganan sampah hanya Rp 8 miliar.
Meskipun anggaran yang dikeluarkan untuk penerangan jalan umum sudah besar, saat ini masih banyak wilayah Kabupaten Tangerang yang gelap pada malam hari karena belum ada PJU. Jalan-jalan yang masih gelap itu tidak saja di jalan kecamatan atau jalan pedesaan, bahkan jalan utama pun belum terpasang PJU.
Di antaranya Jalan Bojong-Pemda yang merupakan jalan protokol menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Dari 9 kilometer jalan tersebut, baru sebagian yang terpasang PJU. Padahal, bila malam hari lokasi ini sangat sepi dan rawan tindakan kejahatan. "Karena gelap, kalau malam hari wilayah ini jadi cukup menakutkan dan rawan tindakan kejahatan," kata Evran Danu, warga Tigaraksa. Menurut Evran, selain jalan utama, jalan-jalan menuju pemukiman di area tersebut juga belum terpasang penerangan jalan.
SUMBERRR
banyak bet?
emang segitu gelap gulitany tangerang?
Anggaran belasan miliar itu, kata Agus, untuk pembayaran listrik puluhan ribu titik PJU yang tersebar di Kabupaten Tangerang. Rata-rata perbulan, instansi itu harus mengeluarkan kocek Rp 1,2 miliar untuk listrik PJU dan Rp 12,8 miliar pertahun. Menurut Agus, tingginya tarif listrik PJU yang dikelola instansinya selama ini dikarenakan pemakaian listrik masih menggunakan sistem flat. Sehingga, tagihan listrik membengkak dan tidak terkontrol.
Ia mengakui, anggaran untuk bayar listrik tersebut cukup menyedot anggaran di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Tangerang. Bahkan, anggaran untuk program penerangan jalan umum itu mengalahkan anggaran pengadaan alat berat dan penanganan sampah. Pengadaan alat berat seperi beco, swiper sebesar Rp 4 miliar dan anggaran penanganan sampah hanya Rp 8 miliar.
Meskipun anggaran yang dikeluarkan untuk penerangan jalan umum sudah besar, saat ini masih banyak wilayah Kabupaten Tangerang yang gelap pada malam hari karena belum ada PJU. Jalan-jalan yang masih gelap itu tidak saja di jalan kecamatan atau jalan pedesaan, bahkan jalan utama pun belum terpasang PJU.
Di antaranya Jalan Bojong-Pemda yang merupakan jalan protokol menuju pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Dari 9 kilometer jalan tersebut, baru sebagian yang terpasang PJU. Padahal, bila malam hari lokasi ini sangat sepi dan rawan tindakan kejahatan. "Karena gelap, kalau malam hari wilayah ini jadi cukup menakutkan dan rawan tindakan kejahatan," kata Evran Danu, warga Tigaraksa. Menurut Evran, selain jalan utama, jalan-jalan menuju pemukiman di area tersebut juga belum terpasang penerangan jalan.
SUMBERRR
banyak bet?
emang segitu gelap gulitany tangerang?
