Waspadai Daing Import Australia, di AS Ditolak akibat Tercemar 'faeces' dan 'hormon'

Jumat, 25 Mei 2012 | 14:15 WIB
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on google
More Sharing Services
Berita Terkait
Australia Was-was Lihat Nasionalisme Indonesia
Gas Australia Cukup 200 Tahun
Setahun, Australia Suntik Rp5 T ke RI
April, Pengangguran Australia Turun
April, Penjualan Mobil Australia Naik 7,6%

Diberdayakan oleh Terjemahan



INILAH.COM, Canberra - Belasan pasokan daging sapi terkontaminasi dari Australia ditolak Kementerian Pertanian Amerika Serikat (AS) selama setahun terakhir. Salah satu termasuk sembilan pasokan daging yang terkontaminasi kotoran (faeces). Satu muatan lain ditolak karena ditemukan residu obat dokter hewan. Secara terpisah, divisi keamanan bio pemerintah Australia menerima pemberitahuan dari aparat AS.

Isinya menyatakan, daging Australia yang sudah tiba di AS teruji positif mengandung bakteri E.coli O157:H7.

Padahal Australia sudah melakukan uji terhadap produknya sendiri sebelum diekspor dan sudah sesuai dengan standar Amerika. "Pasokan daging kami sudah sesuai persyaratan Amerika dan lolos di pemeriksaan otoritas perbatasan," demikian kementerian Australia itu.

Kementerian Pertanian Australia menjamin, pasokan daging mereka aman dikonsumsi. Amerika merupakan pasar terbesar kedua ekspor daging Australia dan pasar terbesar untuk lembu (lamb)
http://ekonomi.inilah.com/read/detai...sapi-australia


Jauh hari sebelumnya, PERINGATAN pencemaran daging Impor itu sudah diberikan ...
Quote:

Daging Sapi Impor 100 % Mengandung Residu Hormon Trenbolon
2010-08-02 14:25:16

JOGJAKARTA (KU) – Pemerintah dianjurkan untuk mengevaluasi dan memperketat persyaratan daging dan hati sapi impor. Berdasarkan hasil penelitian, hati dan daging sapi impor diketahui mengandung residu hormon trenbolon (hormon untuk memacu pertumbuhan sapi). Apabila dikonsumsi secara terus menerus, residu hormon ini bisa menimbulkan kanker dan gangguan reproduksi.

Hal itu disampaikan Drh. Kisman Achmad Rasyid, MM dalam ujian promosi untuk memperoleh gelar doktor di Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Senin (2/8). Dari 60 sampel daging dan hati sapi impor dan sapi bakalan eks impor yang diambil Rssyid di pelabuhan Tanjung Priok yang digemukkan selama 2-5 bulan di feedlotter di Bogor dan Sukabumi terdeteksi seratus persen hormon trenbolon. "Hati dan dagingnya kita temukan adanya residu. Hampir rata-rata seratus persen," kata Rasyid ditemui disela acara ujian promosi doktor.

Meski jumlah residu masih dibawah ambang batas aturan internasional Standar Codex, yakni 2 ppb untuk daging sapi dan 10 ppb untuk hati sapi. Namun bila dikonsumsi secara terus menerus, kata Rasyid, bisa menimbulkan kanker rahim dan payudara pada perempuan serta menimbulkan kanker prostat pada laki-laki. "Kemungkinan terjadinya kanker prostat, kanker rahim dan payudara sebagai efek samping dari residu tersebut cukup besar," paparnya.

Di Indonesia sendiri, untuk peredaran dan pengunaan trenbolon asetat tidak diizinkan. Karena hormone diklasifikasikan dalam golongan obat keras. Hal itu merunut dari surat edaran Direktur Kesehatan Manusia No 329/X-C tahun 1983 dan keputusan Menteri Pertanian nomor 806 tahun 1994 dan hasil rapat komisi obat hewan Indonesia pada 12 Agustus 1998. "Sudah dilarang pengunaannya, tetap masih ada, karena tidak adanya pengawasan yang ketat," ujarnya.

Memang di beberapa Negara seperti Australia dan Amerika Serikat, hormon pemacu pertumbuhan umum digunakan dalam industri peternakan terutama sapi dan babi, sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi waktu pemeliharaan dan perbaikan kinerja ternak. Sementara di Eropa, penggunaan hormon ini sudah dilarang untuk digunakan. "Di Eropa sendiri, penggunaan hormon ini sudah dilarang keras," imbuhnya.

Menurut pria kelahiran Bone, Sulsel, 20 Agustus 1959 ini, menyampaikan peredaran daging dan hati sapi impor dari Negara Autsralia perlu dipersyaratkan dengan tegas bahwa penggunaan hormon ini tidak dibolehkan di Indonesia. Disamping itu, dilakukan pengawasan dan pengujian residu hormon secara berkala sebagai kontrol untuk mengetahui kebenaran persyaratan telah dipenuhi.

"Saatnya kita mengawasi impor hati dan daging sapi dari luar ini, dengan mensyaratkan kandungan bahan residu trenbolon ini bisa nol persen. Selama ini belum diperhatikan," ujar Rasyid yang lulus doktor ke-1249 dari UGM ini.

Sementara Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D., mengatakan hasil penelitian ini perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah melalui kementerian pertanian. Menurut Wasito, dampak kesehatan yang ditimbulkan dari peredaran residu hormon ini justru lebih berbahaya dibanding penyakit infeksius lainnya. "Dampak dari penyakit metabolik ini lebih berbahaya dari penyakit infeksi," tegas Wasito yang bertindak selaku promotor dalam ujian doktor ini.
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=2921

BPMP : Daging Sapi Australia Berbahaya
Selasa, 3 Agustus 2010 - 17:25 WIB

BOGOR (Pos Kota) – Balai Pengujian Mutu Peternakan (BPMP) yang terletak di Jalan Pemuda, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor menyatakan, daging sapi impor yang berasal Australia sangat berbahaya untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Hal itu diungkapkan Kepala Sub Bagian (Kasubag) BPMP Kota Bogor, Hasan Abdullah Sanyata. Penegasan daging sapi Australia berbahaya, saat pihaknya melakukan pengujian memakai alat Hidh Berformance Liquid CK 10 Matadraphy. "Bahaya karena ditenggarai mengandung hormone Trend Bolond Asetat (TBA). Yang dimana, TBA itu mengakibatkan pertumbuhan anak kerdil. Walaupun, tingginya normal namun, anak itu dewasanya akan menjadi seorang banci alias setengah perempuan dan laki-laki," kata Hasan.

Ia mengatakan, hormon TBA yang berada di dalam daging sapi tersebut, oleh warga Australia dipergunakan untuk mempercepat pertumbuhan sapi yang ditaruh ditelinga sapi tersebut. "Seharusnya, sebelum berusia 90 hari, sapi itu tidak boleh disembelih. Karena, hormone TBA yang berada ditelinga sapi itu masih bergerak untuk perkembangan sapi tersebut.

Namun, saat ini, sapi dari Australia yang baru berusia 80 hari sudah disembelih," paparnya. Akibatnya, warga yang mengkonsumsi daging sapi Australia mengakibatkan pertumbuhan anak kerdil dan banci. Daging impor Australia yang mengandung hormone TBA tersebut, sudah terdeteksi di pasar-pasar tradisional yang berada di daerah Lampung. "Semua daging sapi impor dari Australia itu positif mengandung TBA," tegas Hasan.

Oleh karena itu, kata dia, warga Indonesia yang hendak mengkonsumsi daging sapi impor dari Australia agar berhati-hati. Karena, tidak menutup kemungkinan daging sapi yang mengandung TBA itu beredar didaerah lain yang tersebar di Indonesia. Himbauan ini disampaikan, karena menjelang menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mendatang, tingkat pembelian daging sapi akan meningkat.
http://poskota.co.id/berita-terkini/...alia-berbahaya
-----------------

Itu tugas Negara untuk melindungi warga negaranya yang mengkonsumsi daging impor. Seharusnya kita juga bisa tegas seperti AS, apalagi itu daging belinya dengan Dollar, tidak gratis maksudnya!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...